Sabtu, 10 Juni 2017

Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu....


Bisa jadi bunda lebih kerap menelpon buat bertanya kondisiku tiap hari, tetapi apakah aku ketahui, bahwa sebetulnya ayahlah yang menegaskan bunda buat meneleponku?

semasa kecil, ibukulah yang acapkali menggendongku. tetapi apakah aku tau bahwa dikala bapak kembali bekerja dengan muka yang lelah ayahlah yang senantiasa bertanya apa yang aku kerjakan sejauh hari, meski dia tidak ajukan persoalan lekas kepadaku lantaran karna amat letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

waktu aku sakit demam, bapak membentakku “sudah diberitahu, janganlah minum es! ” kemudian aku merengut menghindari ayahku dan menangis didepan bunda.

tetapi apakah aku ketahui bahwa ayahlah yang kuatir dengan kondisiku, sampai dia hanya mampu mengg! gram! t bibir menahan kes4kitanku.

dikala aku anak muda, aku meminta izin buat keluar malam. bapak dengan tegas mengatakan “tidak dapat! ”sadarkah aku, bahwa ayahku hanya menginginkan melindungi aku, dia lebih ketahui dunia luar, dibandingkan aku terlebih lagi pula ibuku?

lantaran buat bapak, aku ialah sesuatu perihal yang begitu bernilai. waktu aku telah dipercayai olehnya, ayah pula melonggarkan ketentuannya.

jadi sering - kali aku tidak mematuhi kepercayaannya. ayahlah yang setia menanti aku diruang tamu dengan kerasa begitu kuatir, terlebih lagi pula sampai menyuruh bunda buat mengontak sebagian rekannya buat bertanya kondisiku, ”dimana, dan tengah apa aku di luar situ. ”

seusai aku
berusia, meski bunda yang mengantar aku ke sekolah buat belajar, tetapi mengerti kah aku, bahwa ayahlah yang mengatakan : bunda, temanilah anakmu, aku berangkat mencari nafkah dulu buat kita berbarengan.

sewaktu aku merengek memerlukan ini – itu, buat kepentingan kuliahku, bapak hanya mengerutkan dahi, tanpa terdapat menolak, dia memenuhinya, dan cuma memikirkan, kemana aku wajib mencari duit akumulasi, walaupun sesungguhnya gajiku pas - pasan dan telah tidak terdapat lagi tempat buat meminjam.

waktu aku berjaya. ayah ialah orang kesatu yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. ayahlah yang mengabari sanak kerabat, ”anakku dikala ini sukses. ” meski sering - kali aku cuma mampu membelikan baju koko itu pula cuma satu tahun sekali. bapak hendak tersenyum dengan bangga.

dalam sujudnya bapak pula tidak kalah dengan doanya bunda, cuma kelainannya bapak taruh doa itu dalam hatinya. sampai dikala nanti aku temukan jodohku, ayahku hendak begitu berhati – hati mengizinkannya.

dan juga kesimpulannya, waktu bapak melihatku duduk di atas pelaminan berbarengan pasanganku, ayahpun tersenyum senang. kemudian sempatkah aku memergoki, bahwa bapak sempat berangkat ke balik dan menangis? bapak menangis lantaran bapak begitu senang. dan dia pula berdoa, “ya alloh, tugasku sudah usai dengan baik. bahagiakanlah putra gadis kecilku yang manis berbarengan pendampingnya.

”pesan bunda ke anak buat seorang ayah”

anakku..

memanglah bapak tidak meng4ndungmu,
tetapi d4rahnya mengalir di d4rahmu, namanya melekat dinamamu …
benar bapak tidak mel4hirkanmu,
benar bapak tidak menyu " suimu,
tetapi dari keringatnyalah tiap tetesan yang jadi air su. sumu …

nak..

bapak memanglah tidak menjagaimu tiap dikala,
tetapi mengerti kah kau dalam do’anya senantiasa terdapat namamu disebutnya …
tangisan bapak bisa jadi aja tidak sempat kau dengar lantaran ia menginginkan nampak ku4t biar kau tidak ragu buat berlindung di lengannya dan dadanya dikala kau merasa tidak aman…

p3lukan ayahmu bisa jadi aja tidak seh4ngat dan seerat bunda, lantaran kecintaanya ia cemas tidak sanggup melepaskanmu…
ia mau kau mandiri, biar dikala kami tidak terdapat kau sanggup hadapi seluruhnya seorang diri..

ibucuma menginginkan kau ketahui nak..
bahwa…
cinta bapak padamu sama besarnya dengan cinta bunda..
anakku…
jadi didirinya pula terdapat surga bagimu… jadi hormati dan sayangi ayahmu


( sumber: http:// www. beritapopuler99. com/2016/06/memang-ayah-tak-menyusuimu-tapi-setiap. html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar